Selasa, 08 Februari 2011

Adakah Standar Tarif Layanan Jasa?


Inovasi bisnis jasa selalu selaras dengan permintaan dan kebutuhan masyarakat. Modalnya keahlian tertentu, dan nyaris tanpa modal uang. Memang ada yang menuntut modal besar. Namun kepercayaan menjadi modal utamanya. Itu sebabnya, bisnis jasa kini semakin diminati.

Bagi pengusaha jasa pemula, adakah standar baku harganya?

Dalam menentukan tarif layanan jasa yang diberikan, menurut Sri Khurniatun RFA dari Kurnia Consulting, tidak ada standar bakunya. Harga layanan jasa bisa dari hasil negosiasi antara si penjual jasa dengan klien. Ia memberi contoh, jasa perencana keuangan yang tak punya tarif standar untuk biaya yang dikenakan pada klien. Karena modal utamanya keahlian, yang paling penting product knowledge. Maksudnya, menguasai bidang yang ditekuninya sesuai produk jasa yang ditawarkan.

Seperti diakui Asep Sugandi, penjual jasa penerjemah di Cibinong, Bogor, harga jasa penerjemah relatif dan tidak sama antarsesama penerjemah.

"Kalau kasus saya, harga satu kata yang diterjemahkan Rp 150-Rp 200, atau Rp 40.000-Rp 75.000 per halaman (domestik). Bila dari luar negeri, harganya sekitar 0,035 dollar-0.050 dollar per kata," tuturnya.
Puji Purnama, yang sehari-hari berprofesi sebagai food stylist, mengatakan bahwa selain dari ketrampilan kita, jam terbang juga memengaruhi besaran tarif. Biasanya semakin lama jam terbangnya, akan semakin mahal.

Namun pada beberapa usaha jasa lainnya, ada penentuan tarif. Tetapi tarif yang ditentukan lebih dikaitkan dengan pemakaian barang produksi. Seperti usaha salon, pemakaian sampo, atau kondisioner menjadi satu paket hitungan dengan jasa yang diberikan.

Meski begitu, omzet yang diperoleh dari usaha jasa cukup besar. Sebagai penerjemah, dalam sebulan paling Asep mengantongi minimal Rp 4 juta - Rp 6 juta. Terkadang kalau lagi beruntung, bisa mendapatkan Rp 20 juta. Itu biasanya yang paketan. Bahkan perias jenazah di sebuah rumah duka bisa mendapatkan puluhan juta sampai ratusan juta per bulan. Tak berbeda dengan profesi penasihat hukum terkenal, yang bisa mendapatkan puluhan juta hingga ratusan juta tiap bulan. Tentu saja usaha ini sangat tergantung dari banyak sedikitnya pemakai jasanya.
 
Usaha jasa semakin dibangun, semakin besar pula omzet yang diperoleh. Banking, biro perjalanan, pusat perbelanjaan, merupakan bagian usaha jasa yang pendapatannya sangat besar.

Minggu, 06 Februari 2011

Jangan Pragmatis Jika Ingin Sukses Berwirausaha


Semangat entrepreneurship perlu ditanamkan dalam diri anak muda sejak dini, baik melalui sistem pendidikan, maupun pola asuh di rumah. Anak muda perlu ditularkan cara berpikir yang tidak pragmatis. Orangtua juga perlu membiasakan anak-anak untuk berpikir out of the box. Salah satunya dengan tidak menggiring pola pikir anak, bahwa begitu lulus sekolah anak harus mencari kerja, menjadi karyawan, dan bekerja mengumpulkan uang atau aset lainnya. Perubahan mindset adalah mutlak, jika menginginkan kehidupan yang lebih sejahtera, bukan hanya untuk diri sendiri namun juga bagi banyak orang.

Tri Mumpuni Wiyatno (46), Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) Subang, mengatakan dari total populasi orang Indonesia, 2,50 persennya adalah orang yang mampu namun pragmatis.

"Bekerja mengabdi pada kapitalis, memiliki rumah bagus, istri cantik, sah saja, tetapi pragmatis," kata Mumpuni, dalam diskusi mengenai lingkungan dan kewirausahaan bersama sejumlah mahasiswa di @america (pusat informasi dan budaya Amerika Serikat) di Mal Pacific Place, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Mumpuni, banyak celah dan potensi bisnis berbasis masyarakat yang bisa digali oleh anak muda. Mumpuni menyatakan pengharapannya kepada generasi muda untuk membangun entrepeneurship sosial yang memberikan manfaat bagi banyak orang. Baginya, tak mudah mengubah paradigma dan juga cara pandang generasi tua untuk menggali potensi entrepreneurship sosial ini. Di tangan anak muda, entrepreneurship sosial yang lebih mencari manfaat daripada profit bisa lebih berkembang. Inovasi bisnis sosial yang dijalankan Mumpuni dengan suaminya, Ir Iskandar Budisaroso Kuntoadji, menjadi contoh sukses.

Mumpuni dan suami serta tim Ibeka membangun fasilitas listrik tenaga air (mikrohidro) di Desa Cinta Mekar, Subang. Melalui bisnis berbasis masyarakat ini, Mumpuni tak hanya berhasil memberikan pasokan listrik desa secara mandiri. Namun, upayanya ini juga membuat desa dengan 445 kepala keluarga ini mampu meningkatkan kesejahteraannya.

"Setelah beroperasi satu tahun, desa punya tabungan senilai Rp 50 juta. Desa punya pendapatan karena membangun pembangkit listrik yang dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dari pendapatan ini, desa bisa meminjamkan modal usaha mulai Rp 500.000 hingga Rp 2 juta kepada masyarakat, memberikan biaya pendidikan dan kesehatan," jelas ibu dua anak yang dinobatkan World Wildlife Fund for Nature (WWF) sebagai Climate Hero pada 2005 lalu, karena usahanya melistriki puluhan desa di seluruh Indonesia.

Entrepreneurship sosial memberikan manfaat yang jauh lebih besar. Selain itu juga mengajarkan, bahwa hidup lebih bermakna dan bermanfaat dengan berbagi. "Paradigma bisnis harus diubah. Dari bisnis komersial yang memaksimalkan profit menjadi bisnis sosial yang memaksimalkan manfaat," jelasnya.

Mengambil contoh dari bisnis sosial yang digelutinya sejak 18 tahun lalu, Mumpuni mengajak generasi muda untuk tidak menjadi bagian dari golongan yang berpikir pragmatis. Tidak juga menjadi bagian orang mampu, namun miskin moral yang jumlahnya mencapai 45 juta di seluruh Indonesia. Apalagi menjadi bagian dari golongan tidak mampu dan miskin yang jumlahnya 185 juta. Mumpuni mengajak generasi muda menggali berbagai potensi bisnis sosial, dan menjadi bagian dari kurang dari satu juta orang yang mampu, dan mau berbagi dengan orang lain.

"Banyak orang yang mampu namun miskin moral. Mereka egois, serakah, dan rakus. Mengejar rejeki adalah kesalahan. Yang betul adalah menata diri, berbuat baik, dan berbagi. Lalu yakin, bahwa Tuhan memberikan jaminan berupa rezeki," jelasnya penuh semangat.

Kamis, 03 Februari 2011

dalam sebuah rezim…

ini adalah curahan hati seorang hamba yang bertahun tahun hidup dalam sebuah kebusukan rezim tapi tidak ada yang sanggup dilakukannya untuk keluar dari rezim tersebut apalagi menggulingkan rezim yang telah beranak pinak tersebut. revolusi besar-besaran yang ia inginkan dan sedang ia rencanakan. hamba tersebut merasa gelisah dalam penantian panjangnya. dia selalu bertanya kepada TuanNya kapan rezim ini akan berakhir. dia menanti hingga seorang pahlawan berani menggulingkan rezim busuk tersebut. rezim yang sama sekali tidak menguntungkan semua pihak. ya jelaslah yang namanya sebuah rezim

pasti hanya menguntungkan sebuah kelompok tertentu. dengan kepentingan tertentu dan sebagainya…

bah….kebosanan menyergapnya hingga dia ingin teriak dari pusaran kebimbangannya. kenapa ini lagi masalahnya.

masalah yang sama itu terjadi tiap tahun. janji yang sama itu diucapkan golongan mereka tiap tahun.
tapi, apa nyatanya? apa buktinya?

hanya janji2 palsu. hanya pemanis supaya golongan mereka menang. Yah, massa ideologis.

dimana – mana selalu menang, ujarnya. seperti itukah? dan apa sebegitu parahkah? tidak penting apa yang mereka pikirkan, tapi yang jelas kenapa rezim ini paling banyak pengikutnya. sebegitu menarikkah berada dalam zona nyaman? sebegitu nyamankah hidup seperti itu?

yang namanya manusia kadang berpikir pragmatis. ingin enaknya saja. dan mereka akhirnya memilih jalan untuk diam dan mengikuti alur. asal aman. huh…ini lagi ini lagi. aman dan aman. asal tidak ada yang mengganggu yah bolehlah. mental seperti ini yang kadang terbawa hingga tua nanti. dan pada akhirnya ketika penjajah datang, dengan enaknya santainya mereka akan membiarkan karena tidak ada yang dirugikan. hahahaha…lucu

ternyata watak itu sudah terbentuk saat kita remaja dan usia produktif. smoga saja yang merasa punya mental seperti ini segera dirubah dan bisa merubah sesama makhluk yang pernah punya mental seperti ini…
smoga…

doaku dan doa bagi semua makhluk di dunia ini

pesanku, bila anda berada di sebuah era kebusukan rezim maka lebih baik berpikir berulang kali. pilihannya hanya satu. bergerak atau tergantikan…

salam pergerakan bagi semua bangsa yang tertindas kebusukan sebuah rezim

Rabu, 02 Februari 2011

Bisnis Berelemen Logam dan Api Bakal Berjaya


Di Tahun Kelinci Logam 2011 ini, menurut Erwin Yap, konsultan BaZi dan Feng Shui, di Jakarta, usaha yang berelemen Logam akan lebih cemerlang daripada elemen-elemen lainnya. Usaha yang termasuk elemen logam, di antaranya kerajinan (hiasan) berbahan baku logam, jual-beli komputer dan sejenisnya, telepon seluler, industri mesin, otomotif (spare part, bengkel), pertambangan, hightech (teknologi informasi), usaha peralatan berat semisal traktor, pabrik besi, dekorasi, perbankan, dan hukum.

Begitu juga usaha yang berkaitan dengan elemen Api, tambah Erwin, memiliki peluang bagus di tahun 2011. Hal senada juga diungkapkan oleh Xiangyi, analis feng shui dan grafik keberuntungan. "Api dalam sistem Hasta Aksara China terkendali. Karena itu jenis usaha yang berhubungan dengan api akan bagus," terang Xiangyi.

Jenis usaha yang memiliki elemen Api, misalnya entertainment (usaha hiburan), keuangan, saham, marketing, kuliner, energi seperti gas dan minyak bumi, listrik, dan program komputer. Bisnis hiburan bisa meliputi karaoke, jasa rekaman video, dan sebagainya. Begitu juga bisnis yang bersumber energi bakal berkembang.

Berikutnya jenis usaha berelemen Kayu juga bagus, meski tidak sebagus elemen Logam dan Api. Ini karena unsur Kayu dikendalikan oleh Logam. Menurut AS Udin, ahli feng shui yang tinggal di Sawangan, Depok, meski berelemen Logam, Kelinci juga memiliki unsur Kayu. Usaha yang berelemen Kayu, di antaranya industri kain dan pakaian (garmen, konveksi, rajut), saham, obligasi, pengembang perumahan (developer), buku, alat tulis, fashion, nursery, budaya, dan alat peraga pendidikan.

Di Tahun Kelinci ini, lanjut AS Udin, memang banyak peluang terbuka dan saat bagus untuk memulai usaha. Pilihan usahanya perlu disesuaikan dengan unsur alam yang melekat pada diri pengusaha yang bersangkutan. Bagi mereka yang lahir pada tahun berelemen Logam, pilih usaha yang berkaitan dengan unsur Logam.

Bidang usaha yang berelemen Logam dan Api, kata Erwin, memang menempati urutan teratas. Disusul bidang usaha berelemen Kayu. Sementara itu dua elemen lainnya, yaitu Tanah dan Air dinilai kurang bagus. Usaha yang berelemen Tanah, meliputi properti (rumah), asuransi, barang antik, gerabah, jasa, dan pelayanan. Harga rumah diprediksi akan turun. Dalam usaha yang berelemen Air, meliputi transportasi, travel, hotel, bar, akan banyak terjadi salah komunikasi. Bagi yang mau melakukan usaha, sebaiknya menghindari kedua elemen tersebut.

Namun bagi yang sudah berusaha di dua elemen itu (Logam dan Api), Erwin mengingatkan bahwa selain "unsur langit" (elemen), masih ada unsur manusia dan bumi yang bisa menjadikan usaha kita maju. Meski elemen usahanya bagus, kita harus tetap hati-hati memilih usaha yang pas. Erwin menyontohkan, industri perbankan yang berelemen Logam, pada kwartal II dan III penanggalan China (atau Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober) akan terjadi banyak persaingan.

"Untuk mendapatkan nasabah, luar biasa cara-cara yang dipakai. Dari penurunan suku bunga sampai iming-iming hadiah," tutur Erwin.

Begitu pun sektor usaha lainnya yang berhubungan dengan keuangan, menurut Xiangyi, akan bergolak besar.
"Tetapi bagi orang yang jeli memanfaatkan peluang, akan bisa mendapatkan keuntungan luar biasa. Jadi, buruk-baiknya jenis usaha tahunan tidak perlu dicemaskan. Semuanya kembali kepada manusia itu sendiri yang menanganinya," ucap Xiangyi.
 
Seperti juga diungkapkan oleh Erwin bahwa "unsur langit" (elemen), hanya memengaruhi 1/3 keberhasilan. Sementara 2/3 lagi ditentukan oleh unsur manusia (upaya, keuletan, kreativitas), dan unsur bumi (pemilihan tempat strategis).

Mengubah Paradigma Bisnis Menjadi Bisnis Sosial

Paradigma bisnis harus diubah. Jangan hanya melulu menggali potensi bisnis komersial yang hanya mengejar profit. Bisnis sosial (social entrepreneurship) yang memaksimalkan manfaat juga potensial dikembangkan oleh para entrepeneur muda.

Pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) Subang, Tri Mumpuni Wiyatno (46) mengatakan, bisnis sosial yang berbasis masyarakat perlu dikembangkan. Mumpuni menjelaskan bisnis sosial harus dimulai dengan melibatkan komunitas lokal. Selain itu juga menjalankan metode bisnis yang bersifat pemberdayaan masyarakat setempat.

"Masyarakat juga berhak atas kepemilikan usaha dan aset," jelas perempuan yang berhasil membangun puluhan desa dengan mengembangkan fasilitas listrik tenaga air (mikrohidro) sejak 18 tahun silam ini.

Bisnis sosial dijalankan dengan konsep pengembangan dan pemberdayaan sosial, jelas Mumpuni dalam diskusi mengenai lingkungan dan entrepreneurship di @america (pusat informasi dan budaya Amerika Serikat), Mal Pacific Place, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Prinsip bisnis sosial
Mumpuni menekankan, bisnis sosial bisa dikembangkan anak muda di mana saja, dengan berbagai potensi lokal yang tersedia. Prinsip utamanya, bisnis sosial lebih memaksimalkan manfaat. Berbeda dengan bisnis komersial yang memaksimalkan profit.

Jika bisnis komersial menekankan pada kapitalisasi dan mengandalkan jaminan untuk membangun kepercayaan, lain lagi dengan bisnis sosial. "Bisnis sosial lebih mencari manfaat untuk komunitas lokal. Kepercayaan dibangun dari aktivitas harian dan keyakinan bukan dari nilai jaminan," jelas Mumpuni.

Bisnis sosial juga memperlakukan pekerjanya lebih manusiawi. Pada bisnis komersial, semakin produktif seseorang maka akan semakin diuntungkan usahanya. Tuntutan pemilik modal pada pekerjanya adalah produktivitas yang tinggi untuk mengejar profit. Sementara, bisnis sosial memiliki cara pandang berbeda atas orang yang terlibat bekerja di dalamnya. "Setiap orang diyakini memiliki keunikan, sehingga antara satu dan lainnya tak bisa disamakan," jelas Mumpuni.

Mengubah paradigma bisnis komersial menjadi bisnis sosial perlu dimulai dari perubahan mindset. Setidaknya mulai dari hal mendasar, bahwa hidup bukan sekadar mencari keuntungan dan materi. Hidup adalah juga untuk berbagi.

"Sistem pendidikan kita harus mengedepankan pembentukan karakter, bahwa hidup jangan serakah," kata Mumpuni yang berhasil meraih penghargaan Climate Hero pada 2005 dari World Wildlife Fund for Nature (WWF). "Anak muda masih punya waktu dan belum terlambat melakukan perubahan. Perubahan harus direbut, diupayakan, dan diperjuangkan," lanjutnya.

Selasa, 01 Februari 2011

10 Miliuner Muda Berbagi Tips Kesuksesan


Setiap tahunnya, beberapa orang berhasil menjadi miliuner baru. Kebanyakan dari mereka adalah warga negara Amerika. Yang lebih mencengangkan lagi, sebagian dari mereka sudah menjadi miliuner bahkan saat masih menjadi anak sekolahan. Visi, kecerdasan, dan keteguhan adalah 3 dari beberapa hal yang membuat mereka berhasil. Apa kata mereka mengenai keberhasilan yang mereka raih? Siapa tahu bisa Anda jadikan pegangan juga untuk menjalani rencana Anda menjadi wirausahawan:

Mark Zuckerberg
Di tahun 2007, ketika berusia 23 tahun, pria ini mengembangkan sebuah sistem yang kini sangat terkenal, Facebook. Dalam sekejap, ia menjadi salah satu miliuner paling kenamaan. Belum lagi namanya makin melambung setelah kisah suksesnya diabadikan dalam film "Social Network". Pria ini memandang bahwa anak-anak muda itu kreatif dan memiliki kecerdasan. Ia punya harapan tinggi terhadap anak-anak muda.

Michael Dell
Di usia 19, Dell keluar dari kuliahnya di University of Texas tak lama setelah ia memulai sebuah perusahaan komputer yang menjual langsung kepada konsumen dengan harga yang lebih rendah ketimbang pesaing di ritel. Begitu ia mencapai usia 24 tahun, perusahaan yang dikenal dengan Dell memiliki pemasukan sekitar 258 juta dollar AS.

Nasihat dari pria yang kini berusia 45 tahun itu untuk para wirausahawan, "Anda harus memiliki gairah terhadap usaha Anda. Saya rasa orang-orang yang mencari ide-ide besar di luar sana untuk mendapatkan uang tidak sesukses orang-orang yang mencaritahu apa gairahnya yang terdalam untuk kemudian dibuat menjadi usaha."

Catherine Cook
Sekarang Catherine Cook sudah berusia 20 tahun, dan selama 2 tahun terakhir ia sudah menjadi miliuner. Ia, bersama kakaknya, David dan Geoff memulai sebuah situs jejaring sosial yang populer di antara remaja Amerika, namanya myYearbook saat mereka masih duduk di bangku sekolah.

Nasihatnya bagi para pengusaha muda, "Berhentilah berpikir dan mulailah melakukan. Saat masih muda adalah waktu paling tepat untuk memulai usaha, karena belum ada tanggung jawab yang harus didapuk seperti saat seseorang mencapai usia dewasa. Yang paling parah bisa terjadi adalah Anda gagal. Tetapi Anda bisa belajar dari kegagalan dan mengubahnya menjadi keberhasilan di upaya berikutnya."

Sean Belnick
Di usia 16, Sean sudah menjadi miliuner dengan cara menjual kursi-kursi kantor lewat online, di situs BizChair.com. Sambil menjalaninya, ia melanjutkan pendidikan di Emory University's Goizueta Business School. Kini ia sudah mencapai usia 23 tahun.

"Tak pernah ada kata memulai terlalu cepat. Ada begitu banyak informasi yang hebat di internet. Lakukan riset dan cari cara untuk mencari tahu apa yang ingin Anda lakukan," saran Sean.

Jermaine Griggs
Pria yang kini berusia 27 tahun ini berhasil menjadi miliuner di usia 23 tahun dengan mengejar gairahnya untuk menjadi guru musik. Situsnya, HearAndPlay.com didesain untuk membantu orang belajar memainkan piano, gitar, dan drum tanpa perlu membaca not balok. Lebih dari 2 juta pelajar mengunduh pelajarannya setiap tahun.

Kata-kata yang ia sampaikan buat para pemula, "Mengertilah kekuatan penjualan, jangan hanya mengerti siapa Anda dan ide Anda. Pelajari bisnisnya. Pelajari bagaimana orang-orang sebelum Anda berhasil menjalaninya, cari pula orang-orang yang memiliki mimpi serta aspirasi yang sama dengan Anda."

Matt Mickiewicz
Di usia 22, ia berhasil mencapai gelar miliuner lewat 3 situs yang ia ciptakan; SitePoint, 99Designs, dan Flippa.com. Menurut Mickiewicz, internet memberikan para wirausahawan umpan balik yang langsung kepada para pelanggan, membuatnya jadi lebih murah untuk mengetes dan meluncurkan ide. Nasihatnya untuk para pengusaha muda, "Orang yang mengatakan bahwa dibutuhkan modal besar untuk mencetak banyak uang hanyalah orang yang mencari-cari alasan. Ciptakan nilai besar untuk orang lain dengan menyediakan solusi yang belum pernah ada sebelumnya."

Juliett Brindak
Di usia 19 tahun, wanita ini sudah mencetak diri menjadi miliuner. Ia mulai menggambar tokoh-tokoh remaja perempuan sejak usia 10 tahun. Kemudian, ia menggunakan karakter-karakter tersebut dalam situsnya, MissO and Friends. Nasihatnya untuk para pemula, "Isi tim Anda dengan orang-orang yang percaya pada ide Anda. Jika ada yang mulai meragukan perusahaan Anda sebaiknya segera disingkirkan."

Cameron Johnson

Di usia 9 tahun, ia mulai membuat perusahaan pembuatan kartu ucapan di rumahnya. Di usia 12, ia membantu saudarinya yang membuat koleksi Beanie Baby dan meraih untung sekitar 50 ribu dollar AS. Kini, di usia 25 tahun, ia sudah berhasil meluncurkan lebih dari puluhan situs. Ia bahkan memiliki acara televisi sendiri di BBC, bertajuk, "Beat the Boss".

Nasihatnya untuk yang ingin memulai usaha sendiri, "Mulailah bergerak. Lakukan sesuatu, mulai dari kecil. Semakin kecil modalnya, semakin mudah untuk mendapatkan keuntungan. Ciptakan nilai lebih untuk orang lain, dan Anda akan mendapatkan hasil lebih."