Jumat, 23 Maret 2012

5 Tips Heidi Klum untuk Pebisnis Pemula

Berhenti sebagai salah satu model tetap produk lingerie Victoria's Secret setelah bergabung selama 13 tahun, rupanya tidak menghentikan Heidi Klum sebagai selebriti dan entrepreneur hebat. Mengawali karier sebagai model, perempuan asal Bergisch Gladbach, Jerman, ini dikenal sebagai produser untuk reality show Project Runway, dan perancang sejumlah lini busana, sepatu, dan aksesori, serta pencipta wewangian. Dengan berbagai kesibukannya tersebut, Heidi tahu bagaimana harus membagi waktu dan terus maju. Anda pasti penasaran apa saja kiat-kiatnya.

Tetapkan tujuan
"Banyak orang belum menentukan apa yang mereka inginkan. Itu masalah utamanya. Ketika aku tahu aku ingin menjadi model, aku bertekad menjadi model yang baik. Pertama, Anda perlu tahu tujuan hidup Anda," katanya. Kini, Anda tahu kekayaan perempuan dengan penghasilan 20 juta dollar setahun ini datang dari berbagai bidang lainnya. Belum lama ini Heidi mengantongi kontrak dengan perusahaan activewear, New Balance, untuk menciptakan lini busana sporty, yang disebut HKNB. Bulan Oktober lalu, ia menandatangani kerjasama untuk sebuah acara baru, Seriously Funny Kids. Sementara itu, reality show Germany's Next Top Model yang diproduserinya juga mendominasi rating di tanah kelahirannya tersebut.

Pelajari apa yang ingin Anda lakukan
Dalam bidang yang digelutinya, Heidi akan mencari tahu siapa fotografer, stylist, atau majalah yang berada di dalam industri tersebut, dan menyiapkan diri untuk menghadapi mereka. Jika Anda ingin menjadi chef, misalnya, Anda harus tahu mana pisau yang terbaik, mana panci dan penggorengan yang terbaik, dan hidangan apa yang ingin Anda masak. "Apa yang ingin Anda santap? Apakah makanan Jepang, Italia, atau China?" seru perempuan 38 tahun ini.

Bekerja dengan percaya diri
Menurut Heidi, seorang pebisnis pemula harus memandang segala sesuatu secara positif. "Kalau Anda takut, jangan menunjukkannya. Mungkin orang lain bisa memahami ketika Anda berada di atas panggung dan mengatakan bahwa Anda nervous. Tetapi hal itu tidak lagi bisa dimengerti ketika Anda sedang menghadiri pertemuan bisnis," tuturnya. Anda harus selalu melakukan kontak mata, dan mampu membuat orang lain percaya bahwa Anda berniat membuat sesuatu, mengapa Anda ada di sana bersama mereka, dan Anda tahu apa yang Anda lakukan.

Terbuka untuk memelajari hal baru
Tahu banyak hal, berbeda dengan bersikap sok tahu. Bahkan bila Anda merasa tahu segalanya, menurut Heidi tidak baik bila Anda menunjukkannya. "Menurutku hal itu bukan tindakan yang pintar. Selalu ada banyak hal yang bisa diajarkan orang lain pada Anda. Bersikaplah percaya diri, dan terbukalah untuk menerima saran-saran tertentu!"

Jangan menerima kata "tidak"
Seorang pebisnis tidak akan mudah menyerah. Ia harus bersikap gigih mengenai apa yang diinginkannya. Banyak orang yang sukses karena bantuan orang lain, tetapi banyak juga orang yang berhasil karena talentanya, dan karena sikapnya yang ulet. "Aku tahu dari orang-orang yang pernah bekerja bersamaku, bahwa orang mengatakan ingin memiliki karier sepertiku, dan teman-temanku seolah mengatakan, 'Tapi ia juga bekerja sangat keras.' Itu benar sekali!" ujar ibu empat anak ini. Jangan pernah mengira bahwa pekerjaannya hanya duduk-duduk, dan melihat tawaran pekerjaan menghampirinya. Kita tidak bisa sekadar menunggu hal-hal yang hebat akan terjadi. Kita harus mencari peluang dan merebut peluang tersebut.

Minggu, 04 Maret 2012

Agar Ide Bisnis Tidak Dicuri

Banyak pelaku bisnis yang tidak memiliki ide-ide yang kuat maupun etika bisnis yang memadai. Yang terjadi kemudian adalah, mereka mencuri ide atau hak cipta orang lain (dalam bisnis biasa disebut hak kekayaan intelektual) dan memata-matai langkah pemasaran yang dilakukan perusahaan pesaingnya.

Agar Anda tidak terjebak dalam tindakan pencurian ide atau merek (atau apa pun yang berkaitan dengan bisnis), segera lakukan proteksi terhadap bisnis Anda dengan lima cara berikut:

Catat dan simpan. Secara teliti catatlah detail dari ide brilian Anda, termasuk dengan siapa dan kapan Anda membagi ide tersebut. Simpan di komputer atau ponsel, dalam file yang diproteksi dengan password. Sebagai back-up, kirim email berisi file ide tersebut ke alamat email Anda yang lain, supaya dapat mengetahui kapan Anda pertama kali membuat catatan mengenai ide tersebut.

Daftarkan ide dan merek Anda. Buka website Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (www.dgip.go.id) yang mengidentifikasi tipe hak kekayaan intelektual apa yang Anda miliki. Di sini Anda bisa menemukan tata cara melakukan hak paten, hak merek, atau hak cipta, dan melakukan registrasi secara online. Dalam website tersebut Anda juga bisa mencek apakah merek yang Anda buat sudah pernah didaftarkan oleh orang lain (alias, merek Anda sudah tidak eksklusif).

Kuatkan hak-hak Anda
. Begitu Anda mendaftarkan ide-ide Anda, langkah selanjutnya adalah menguatkan hak-hak Anda. "Jika Anda tidak secara agresif mengurus hak kekayaan intelektual Anda, kelak Anda bisa repot mengurusnya secara hukum (jika ide atau merek Anda diakui orang lain)," ujar Alex Weingarten, pakar hak kekayaan intelektual di Spillane Weingarten LLC.

Gunakan perjanjian dengan vendor, investor, atau karyawan, untuk tidak membocorkan rahasia dan melakukan persaingan usaha yang sehat (misalnya, tidak memasang harga di bawah harga pasar). Cek www.hukumonline.com untuk mengetahui berbagai peraturan perundang-undangan seputar dunia usaha. Saat Anda membuka informasi, pastikan hal ini hanya sebagai pengetahuan saja. Pastikan juga Anda memberikan regulasi yang dapat diakses dan diunduh karyawan.

Dapatkan penasihat hukum. Ketika usaha yang Anda rintis sudah makin berkembang, pekerjakan seorang pengacara yang berspesialisasi di bidang kekayaan intelektual. Anda akan sangat terbantu ketika berniat menjalani suatu prosedur hukum, karena ada ahli yang selalu membimbing langkah-langkah Anda, sekaligus memberikan saran-saran mengenai apa yang harus Anda lakukan.

Senin, 13 Februari 2012

5 Sebab Tabungan Menguap

Idealnya uang di tabungan bertambah setiap bulan, tapi kok ini malah berkurang? Sebelum kebablasan, cari tahu mengapa uang Anda menguap dan temukan solusinya.

1. Pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Merasa masih memiliki uang di tabungan, banyak orang yang tanpa sadar mengeluarkan uang untuk belanja. Kebiasaan ini berulang setiap bulan. Di tengah bulan, panik menyerang lantaran dana di tabungan semakin menipis. Padahal hari-hari berikut yang harus dilalui masih panjang. Idealnya, apabila Anda menerima gaji sebesar X-juta rupiah per bulan, uang yang keluar dari tabungan tidak boleh lebih besar dari jumlah tersebut. Jika jumlah pengeluaran lebih besar dari pemasukan, walaupun selisihnya sedikit, berarti keuangan Anda dalam bahaya.
Lakukan hal ini: Cetak buku tabungan secara rutin. Hal ini untuk mempermudah Anda mengetahui berapa total pemasukan dan pengeluaran secara rinci. Beri diri Anda sanksi dan patuhi 'hukuman' tersebut. Caranya, apabila bulan ini pengeluaran Anda lebih besar dari pemasukan, hitung selisihnya dan kurangi jatah pengeluaran bulan depan sejumlah selisih tersebut.

2. Membeli barang yang tidak digunakan
. Pernah membeli barang hanya karena iseng atau tergoda diskon? Padahal Anda tahu barang yang dibeli tersebut belum tentu akan digunakan. Atau, apakah Anda biasanya berpikir 'mumpung diskon', suatu hari mungkin bisa digunakan? Bila kerap melakukan ini, sama saja Anda membuang uang secara percuma. Karena pada banyak kasus, barang tersebut hanya akan menumpuk di gudang atau dihibahkan ke orang lain. Contoh lainnya, Anda mendaftarkan diri di gym, namun hanya terpakai sesekali saja.
Lakukan ini: Sebelum membeli sesuatu, pastikan barang tersebut berguna dan akan Anda pakai dalam waktu dekat. Pada saat mendaftarkan diri jadi anggota pusat kebugaran misalnya, pastikan Anda mendapat keuntungan dan sering menggunakan fasilitas itu nantinya.

3. Tarik tunai dalam jumlah besar. Sering kehabisan uang tunai di dompet? Sekali dua kali mungkin masih wajar, namun jika terjadi beberapa kali dalam sebulan, artinya Anda perlu waspada. Biasakan untuk tidak mengambil uang tunai dari ATM dalam jumlah banyak. Ambil seperlunya, kira-kira untuk memenuhi kebutuhan satu minggu.
Lakukan ini: Catat pengeluaran uang tunai setiap harinya, sekecil apapun. Sehingga Anda bisa mengetahui ke mana perginya uang tersebut. Jangan menyepelekan pengeluaran kecil, karena jika sering jumlahnya akan membesar. Usahakan pakai uang dalam nominal kecil terlebih dahulu. Karena apabila nominal besar terpecah, penggunaannya semakin tak terkontrol.

4. Toleransi tinggi
. Bertoleransi memang baik, tapi tidak pada kartu kredit. Kalaupun tagihan kartu kredit sedikit, bukan berarti Anda bisa menambah belanja. Jangan mudah tergoda jika tak ingin mencelakakan diri sendiri dengan menggunakan tabungan untuk membayar tagihan kartu kredit.
Lakukan ini: Gunakan kartu kredit hanya pada keadaan mendesak. Ingat prinsipnya, menggunakan kartu kredit sama dengan berutang. Makin banyak dipakai, makin besar utang Anda.

5. Gemar window shopping.
Niat awalnya cuci mata, tapi Anda tak tahan dengan rayuan diskon di pusat belanja. Boleh saja tergoda diskon, tapi manfaatkan di waktu khusus yang memang Anda membutuhkan barang tersebut, misalnya saat hari raya. Namun kalau setiap bulan Anda selalu tergoda diskon, dampaknya akan buruk pada keuangan Anda.
Lakukan ini: Bila memang niat awal ke pusat belanja atau mal untuk cuci mata, bawa uang secukupnya dan tinggalkan dompet Anda. Jadi, meski diskon "melambai" Anda tak terbujuk olehnya. Ingatkan teman Anda, untuk tidak meminjamkan uang kepada Anda. Tetapkan dalam setahun, kapan waktunya bersenang-senang dengan uang Anda, misalnya menjelang hari raya, usahakan disiplin. Dengan mengerem pengeluaran pada waktu terlarang, bukan kah Anda lebih leluasa dengan jatah ekstra saat waktunya berbelanja tiba?

Sabtu, 28 Januari 2012

8 Kesalahan Saat Memulai Usaha

Bisnis kecil yang baru saja Anda buka membawa banyak harapan untuk meraih kesuksesan. Kata “kegagalan“ barangkali hanya terlintas sekali dua kali. Lagipula siapa, sih, yang mendambakan kegagalan? Padahal menghitung risiko kegagalan jauh lebih aman daripada tidak sama sekali. Hitung-hitung Anda mempunyai benteng pertahanan yang lebih kuat agar bisnis tak mundah runtuh.

Selain bersikap tak mau tahu tentang risiko kegagalan, apa saja, sih, yang membuat para wirausahawan gagal di bisnisnya? Berikut di antaranya.

Memulai dengan alasan keliru
Coba tanya diri sendiri, apa alasan Anda memulai bisnis sendiri? Menginginkan uang yang lebih banyak daripada penghasilan yang didapatkan saat ini? Waktu luang dengan keluarga yang lebih banyak ketimbang bekerja di perusahaan orang lain? Atau, Anda bosan diperintah? Jika Anda mengangguk pertanda setuju dengan alasan-alasan tadi, maka pikirkan kembali.

Anda mempunyai kesempatan yang lebih bagus untuk sukses di bisnis baru jika:
* Anda mempunyai passion atau kecintaan akan sesuatu yang Anda lakukan. Passion  ini akan menggiring Anda untuk memiliki kemauan tingkat tinggi, kesabaran, dan perilaku yang positif.
* Kesuksesan juga akan terjadi ketika Anda percaya bahwa produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan Anda memang mempunyai peluang di pasarnya. Tentunya keyakinan ini didasarkan pada riset yang dilakukan secara profesional, bukan asumsi belaka.
* Fit secara fisik dan mental, sehingga Anda siap menyambut tantangan apapun yang menghampiri di masa depan.
* Ketika Anda gagal, Anda tak lantas mengibarkan bendera putih. Anda justru mencari tahu di mana letak kesalahannya, dan berupaya memperbaikinya.
* Anda bisa mengambil keputusan di saat yang genting, termasuk mengenal usaha Anda luar. Jadi jika sewaktu-waktu staf yang dibutuhkan sedang berhalangan, Anda tak kehilangan kendali. Malah, Anda bisa mengambil alih.

Buruknya manajemen
Kegagalan berbisnis yang dialami para pemula biasanya disebabkan buruknya manajemen. Para wirausahawan yang masih hijau memang cenderung meraba-raba area manajemen bisnis. Sebut saja rencana bisnis, keuangan, pembelian, penjualan, produksi, hingga perekrutan karyawan. Padahal hal-hal ini sangat diperlukan untuk membangun sebuah usaha menjadi lebih matang. Pengetahuan tentang manajemen juga dibutuhkan untuk menghindarkan Anda dari penipuan.

Untuk mengejar ketinggalan ini, Anda memang harus belajar dari nol. Mengais ilmu dari berbagai pelatihan manajemen bisnis yang kredibel atau bertukar pendapat dengan teman yang sudah lebih dulu terjun ke dunia wirausaha, bisa Anda lakukan.

Hal lain yang harus Anda ingat adalah manajemen juga berarti mengatur diri sendiri menjadi pemimpin yang sukses. Ia harus bisa menciptakan suasana kerja yang kondusif sehingga pegawainya pun semangat bekerja. Pemimpin juga diwajibkan mampu berpikir strategis, berani menghadapi perubahan, dan mencari peluang baru yang lebih menguntungkan.

Modal yang kuat

Kesalahan terfatal pada wirausahawan pemula adalah modal yang tidak mencukupi. Seorang pemilik perusahaan, meski kecil, harus bisa menghitung berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk memulai dan menghidupi usahanya, selama belum menghasilkan keuntungan yang terasa. Jadi, jangan dulu berkhayal akan mendapatkan keuntungan yang fantastis jika Anda baru memulai sebuah usaha.

Memilih lokasi
Kalimat bijak yang mengatakan bahwa lokasi menentukan prestasi memang benar adanya. Jika Anda mendirikan toko di lokasi yang strategis, meski banyak pesaing, namun setidaknya Anda masih bisa bertahan. Lain halnya dengan lokasi yang buruk, bisa-bisa mimpi menjadi wirausahawan gagal di awal jalan.

Nah, apa saja yang perlu diperhitungkan ketika memilih lokasi usaha?
* Pastikan pelanggan tak terhambat lalu lintas yang padat, mudah diakses, disertai area parkir, dan lampu jalan yang memadai.
* Pastikan kompetitor di sekeliling lokasi tak terlalu banyak sehingga peluang Anda masih terbuka lebar.
* Pastikan gedung atau ruangan yang disewa terjamin keamanannya.
* Carilah lokasi usaha yang memang mempunyai peluang pasar yang bagus. Anda bisa mengetahuinya dengan melakukan riset terhadap calon pelanggan yang berada di sana.

Kurang terencana
Semua orang yang sukses membangun usahanya dari nol pasti paham betul bahwa perencanaan matang dan kerja keras memegang peranan penting. Selain harus memperhitungkan segala kendala, perencanaan juga harus dibuat realistis, akurat, terkini, dan memperhitungkan target di masa depan.

Anda juga harus mencari tahu bagaimana cara mempromosikan barang atau jasa yang dijual perusahaan kecil Anda. Salah satu metode paling sederhana namun teruji adalah membuat business plan  yang tersusun rapi.

Buru-buru ekspansi
Suatu hari tanpa diduga, usaha melesat sukses dan Anda memutuskan untuk meningkatkan produksi barang. Di saat yang sama, Anda lupa memperhitungkan kemampuan produksi. Sehingga pada akhirnya Anda kewalahan dan kehilangan pelanggan setia. Jadi, jika memang belum mampu untuk melakukan ekspansi, bersabar saja dulu. Karena bagaimanapun perkembangan usaha yang lambat tapi fokus lebih baik daripada terburu-buru tanpa kepastian.

Absen di dunia maya
Zaman sekarang masih malas untuk mempunyai situs atau akun jejaring sosial usaha Anda? Rasanya Anda harus segera mengubah pemikiran sempit ini. Apalagi pengguna internet semakin banyak. Malah online shopping makin digemari karena kepraktisannya. Mala, posisikan situs dan akun jejaring sosial adalah toko Anda di dunia maya.Luangkan waktu dan sisihkan biaya untuk membuat situs usaha Anda yang representatif. Sehingga siapapun di belahan dunia ini bisa mengetahui produk yang Anda jual. Peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari situs yang dimiliki juga bukan isapan jempol semata. Iklan-iklan mungil di situs juga bisa memberi penghasilan yang tak sedikit bagi pemilik situs. Aktifkan juga jejaring sosial Anda dan sesuai fungsinya, gunakan untuk berinteraksi para anggota laman Anda. Jangan ragu untuk memperbanyak promosi produk Anda di dunia maya.

Mengenal kompetitor
Di tengah banyaknya pesaing, langkah-langkah berikut harus Anda lakukan agar tak tergerus kompetisi. Pertama, menjadi pembeli untuk mengetahui keinginan pembeli. Caranya mudah, intip saja “toko sebelah” yang merupakan pesaing Anda. Dengan melakukan ini, setidaknya Anda tahu bagaimana cara para pesaing memasarkan produknya, harga yang dipasang, melayani pelanggan, sampai trik promosinya. Bukan untuk ditiru, ya! Justru Anda harus mencari celah lain agar toko Anda berbeda dan lebih menarik meski barang jualannya sama. Eksekusi yang matang dan berkonsep sudah pasti membuat orang-orang lebih tertarik.

Berjualan tak cukup jalan di tempat. Sesekali cobalah ikuti bazar. Pilihlah bazar dengan lokasi strategis yang sudah pasti dikunjungi banyak pengunjung. Bazar juga tak hanya berjualan, di event ini Anda bisa mengumpulkan jaringan yang lebih kuat sembari (lagi-lagi) melihat bagaimana para pesaing berjualan. Bukan tak mungkin, Anda menjadi lebih termotivasi untuk melakukan gebrakan-gebrakan bisnis yang baru, kan? Selain itu, rajin-rajinlah mengadakan promosi untuk menggaet pelanggan baru dan menyenangkan pelanggan lama. Misalnya, cukup dengan mengunggah foto pelanggan memakai baju muslim dari toko Anda di situs jejaring sosial, Si Pelanggan mendapatkan voucher diskon.